Kisah Sukses Widyani Berjualan Bakso Kemasan di Tengah Pandemi
Beragam cara dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin sulit di masa pandemi COVID-19.
Seminggu saya bisa membuat bakso dua kali. Sekali buat bisa sampai delapan kilogram atau 400 butir bakso
Salah satunya dengan memproduksi bakso secara mandiri seperti yang dilakukan Widyani Fitri (50), warga Jalan Kubis III, Nomor 102, Blok A, RT 06/06, Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kisah Anggota Tim Penyelidikan Epidemiologi COVID-19 di KojaBerbekal pelatihan membuat bakso, wanita yang terdaftar sebagai Industri Kecil Menegah (IKM) binaan Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan ini mampu meraup keuntungan dengan berjualan bakso kemasan dari rumah.
"Sebelum virus Corona merebak, saya berdagang bakso di pasar. Bakso yang saya jual bukan buatan sendiri, tapi beli dari orang lain. Semenjak diberlakukannya PSBB, saya tidak bisa lagi berjualan dan menganggur di rumah," katanya kepada Beritajakarta.id, Sabtu (23/5).
Di tengah kondisi itu, Widyani memutuskan untuk memproduksi bakso dan memasarkannya secara online dari rumah. Dibantu anak dan suaminya, bakso buatannya yang diberi nama Bakso Cerewet ini bisa diproduksi dua kali dalam sepekan
."Seminggu saya bisa membuat bakso dua kali. Sekali buat bisa sampai delapan kilogram atau 400 butir bakso. Kemudian bakso itu saya kemas dalam plastik. Di setiap bungkus kemasan, bakso buatan saya berisi 20 butir," terangnya.
Berkat kerja keras dan kegigihannya itu, Widyani mengaku semakin banyak menerima pesanan dari usaha bakso kemasan yang diproduksinya di rumah. Jika dibandingkan saat masih berjualan bakso di pasar, keuntungannya meningkat hingga 70 persen.
"Nantinya saat PSBB selesai, saya tidak perlu lagi beli bakso untuk berdagang karena sudah bisa produksi sendiri. Saya ucapkan terima kasih pada Sudin KPKP Jakarta Selatan atas pelatihan yang diberikan," tandasnya.